Makalah Sejarah Islam Dalam Proses Integrasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Integrasi suatu bangsa
adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
adanya integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa yang ampuh dan segala
persoalan yang timbul dapat dihadapi bersama-sama. Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah wujud konkret dari proses integrasi bangsa. Proses integrasi
bangsa Indonesia ini ternyata sudah berlangsung cukup lama bahkan sudah dimulai
sejak awal tarikh masehi. Pada abad ke-16 proses integrasi bangsa Indonesia
mulai menonjol. Masa itu adalah masa-masa pertumbuhan dan perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
Penulisan makalah ini hanya membahas
tentang Islam dan proses integrasi Nusantara.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1
Siapa saja yang
berperan dalam proses integrasi?
1.3.2
Jalur apa saja
yang digunakan dalam proses integrasi?
1.3.3
Bahasa apa yang
digunakan di seluruh kepulauan Nusantara?
1.4 Metodologi Penulisan
Kami mengambil bahan dari internet dan
buku untuk melakukan penulisan makalah ini.
1.5 Tujuan
Penulisan
1.5.1
Mampu
menjelaskan apa yang dimaksud dengan integrasi
1.5.2
Mampu memberikan
peran penting dalam proses integrasi
1.6 Sistematika
Penulisan
Rancangan sistematika makalah ini
terdiri atas beberapa bab yang kami rinci sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai
latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,
dan metodologi
penulisan.
BAB
II : PEMBAHASAN
Berisi mengenai pengertian
dan paranan islam dalam proses integrasi.
BAB
III : PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan
dari keseluruhan isi makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Integrasi
Integrasi
adalah proses penyatuan, atau proses untuk membuat sesuatu menjadi utuh
kembali. Integrasi suatu bangsa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Adanya integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa
yang ampuh dan segala persoalan yang timbul dapat dihadapi bersama-sama. Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah wujud konkret dari proses integrasi bangsa.
Proses integrasi bangsa Indonesia mengalami kemajuan sejak proses Islamisasi.
Ulama-ulama dari Minangkabau misalnya sudah berhasil mengislamkan
saudara-saudara masyarakat Sulawesi, begitu juga ulama Sulawesi juga telah
berperan dalam mengislamkan saudara-saudara kita di Bima, Nusa Tenggara,
Kepulauan Riau dan sebagainya, begitu juga ulama dari Jawa Timur telah
mengislamkan Ternate dan Tidore.
Integrasi
suatu bangsa merupakan suatu proses historis yang panjang. Integrasi terjadi
dalam suatu proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Kita merasa sebagai
satu bangsa karena ada keterikatan budaya satu dengan lainnya, ada persamaan
kepentingan, menggunakan bahasa yang sama, mengakui sistem nilai yang sama, ada
persamaan identitas, dan ada solidaritas sebagai satu bangsa yang sama.
Semakin
sering terjadi hubungan, kontak budaya, dan pergaulan antargolongan suku bangsa
di Indonesia, akan semakin baik guna terbentuknya identitas bangsa. Melalui
komunikasi yang terbuka antarsuku bangsa maka sikap prasangka, sentimen kesukuan
atau kedaerahan, lambat laun dapat dihilangkan.
2.2 Peranan Para Ulama dalam Proses Integrasi
Ulama
menduduki posisi penting dalam masyarakat Islam tidak hanya sebagai figur
ilmuan yang menguasai dan memahami ajaran-ajaran agama, tetapi juga sebagai penggerak,
motivator dan dinamisator masyarakat ke arah pengembangan dan pembangunan umat.
Para ulama juga berperan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, dan sebagainya. Peranan para ulama dalam proses integrasi
Nusantara antara lain sebagai berikut.
- Agama islam yang masuk dan berkembang di Nusantara mengajarkan kebersamaan dan mengembangkan toleransi dalam kehidupan beragama.
- Islam mengajarkan persamaan dan tidak mengenal kasta-kasta dalam kehidupan masyarakat.
- Konsep ajaraan islam memunculkan perilaku ke arah persatuan dan persamaan derajat.
Dalam
bidang kebudayaan, umat Islam mempunyai ciri yang khusus pula dari budaya
material (material culture) dalam kehidupan seharihari, sampai kepada budaya
spiritual (spiritual culture). Bahkan sampai sekarang kita masih bisa
menyaksikan berbagai kesinambungan tertentu antara tradisi Islam dengan tradisi
budaya spiritual praIslam yang sedikit banyak diwarnai tradisi Hindu, Buddha,
dan bahkan tradisi keagamaan spritual lokal.
2.3 Peran Perdagangan
Antar Pulau
Pelayaran
dan perdagangan antarpulau di kawasan Nusantara merniliki peran penting dalam
proses integrasi bangsa Indonesia. Peranan tersebut dapat dilihat pada tiga hal
penting. Seperti :
- Menghubungkan Penduduk Satu Pulau Dengan Lainnya. Dalam pelayaran dan perdagangan, laut memegang peranan yang sangat penting. Laut digunakan sebagai jalan bebas hambatan yang bisa digunakan oleh penduduk pulau mana pun. Laut merupakan jalan penghubung sekaligus sebagai pemersatu penduduk yang tinggal di kepulauan Nusantara. Misalnya, para pedagang dari Jawa berdagang ke Palembang, atau para pedagang dari Sumatra berdagang ke Jepara. Hal ini menyebabkan terjadinya proses integrasi antara Sumatra dan Jawa. Para pedagang di Banjarmasin berdagang ke Makassar, atau sebaliknya. Hal ini menyebabkan terjadi proses integrasi antara masyarakat Banjarmasin (Kalimantan) dengan masyarakat Makassar (Sulawesi).
- Proses Percampuran dan Penyebaran Budaya Satu Daerah Terhadap Daerah Lainnya. Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511, sebagian kegiatan perdagangan Nusantara dialihkan ke Aceh, Banten, Makasar, Gresik, dan lain-lain. Di kota-kota tersebut, seperti halnya di Malaka sebelum 1511, terjadi pertemuan antara berbagai suku bangsa. Dari pertemuan itu, terjadilah pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan adat-istiadat yang berbeda-beda.
Kegiatan
perdagangan antarpulau mendorong terjadinya proses integrasi yang terhubung
melalui para pedagang. Proses integrasi itu juga diperkuat dengan berkembangnya
hubungan kebudayaan. Bahkan juga ada yang diikuti dengan perkawinan.
2.4 Peran Bahasa
Bahasa
Melayu digunakan hampir di seluruh pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara.
Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi Negara Melayu
(Jambi). Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa
resmi dan bahasa ilmu pngetahuan. Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan
Bukit tahun 683 M, Prasasti Talang Tuo tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun
685 M, dan Prasasti Karang Berahi tahun 686 M.
Para
pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa
Melayu sebagai bahasa pengantar. Pada mulanya bahasa Melayu digunakan sebagai
bahasa dagang. Akan tetapi lambat laun bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa
perantara dan menjadi bahasa pergaulan di seluruh Kepulauan Nusantara.
Masuk
dan berkembangnya agama Islam, mendorong perkembangan bahasa Melayu. Buku-buku
agama dan tafsir al- Qur’an juga mempergunakan bahasa Melayu. Ketika menguasai
Malaka, Portugis mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Portugis,
namun kurang berhasil. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian
mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Jadi, secara tidak
sengaja, kedatangan VOC secara tidak langsung ikut mengembangkan bahasa Melayu.
Bahasa
melayu cepat berkembang di Nusantara karena hal-hal sebagai berikut.
- Bahasa Melayu digunakan hampir di semua pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara.
- Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi Negara Melayu (Jambi).
- Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan.
- Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
- Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Dengan demikian kedatangan VOC juga membantu mengembangkan bahasa Melayu.
Proses
integrasi bangsa Indonesia yang dimulai sejak abad ke-16 sampai abad ke-19 dan
diteruskan pada abad ke-20 melalui gerakan kebangsaan sebenarnya tidak berakhir
sampai terbentuknya negara kesatuan RI, 17 Agustus 1945, melainkan terus
berlanjut, sampai sekarang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Peran Islam dalam proses integrasi
Nusantara dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui peran para ulama, jalur
perdagangan antar pulau, dan peran bahasa Melayu. Ketiga peran tersebut telah
menyebarluaskan Isalam ke dalam Nusantara dengan cara yang benar dan baik.
Makasih ya
BalasHapus