Alat Musik Tradisional Suku Dayak Sape'
Alat Musik Tradisional “Sape”
Alat Musik Sape
Sape’ adalah alat music tradisional Suku Dayak. Sape’
sering disebut sampe atau sampek. Bentuknya seperti gitar, terbuat dari kayu
yang dihiasi ukiran. Setiap ukiran punya makna tertentu. Sape’ biasa dimainkan
untuk mengiringi tarian atau memberikan semangat ketika berperang. Sape’ bisa
dimainkan oleh satu maupun beberapa orang. Jenis lagu yang dimainkan disesuaikan
dengan suasana atau tarian yang diiringi. Misalnya, saat pesta panen padi, Sape’
dimainkan dengan irama yang gembira. Kini, Sape’ sering digabungkan dengan alat
musik lain, seperti organ, gitar, dan drum. Sape’ tidak hanya mengirini tarian,
namun juga lagu-lagu daerah, bahkan dibuat sebagai instrumental.
Membuat Sape’
Biasanya Sape’ terbuat dari kayu
meranti, kapur, nangka, atau kayu ulin. Semakin keras dan banyak urat kayunya,
suara yang dihasilkan semakin bagus. Alat musik ini bisa memakai 3,4, atau 6
senar. Pembuatan Sape’ tidak mudah dan butuh waktu berminggu-minggu. Bagian permukaan
kayu diratakan dan diukir. Lalu, bagian belakang dilubangi memanjang. Namun,
jangan sampai menembus permukaan, ya! Supaya suaranya bagus dan nyaring,
ketebalan tepian dan permukaan Sape’ harus sama.
Cerita Tentang Sape’
Ada sebuah cerita legenda yang sering beredar tentang
asal mula Sape’. Konon, ada serombongan orang Dayak naik sampan menyusuri
sungai. Tiba-tiba ombak besar menerjang dan meneggelamkan sampan mereka. Hanya satu
orang yang selamat, lalu terdampar di karangan, pulau kecil di tengan sungai. Ketika
tertidur, antara sadar dan tidak, orang itu mendengar alunan music dari dasar
sungai. Setelah berhasil kembali ke rumah, dia berusaha membuat alat music dan
memainkannya sesuai lagu yang didengarnya ketika terdampar di karangan. Alat musik
itu menjadi popular dan dinamai Sape’.
Komentar
Posting Komentar